Merah Putih Telah Luntur

Masih ingat bulan Juni kemarin saat paglaran Piala Eropa dilakukan, begitu meriahnya dunia menyambut hajatan 4 tahunan olah raga sepak bola Eropa ini. Termasuk Indonesia yang memiliki pengemar sepak bola yang besar. Di beberapa sudut rumah dimeriahkan dengan bendera-bendera raksasa Negara-negara peserta piala dunia. Ada Jerman, Inggris, Spanyol, Portugal bahkan bendera yang pada tahun sebelum 1945 begitu di benci di negeri ini yaitu Belanda berkibar raksasa dirumah-rumah penduduk.

begitu meriahnya Piala Eropa sampai-samapai orang-orang itu tidak segan mengeluarkan dana lebih untuk membeli bendera negara yang didukungnya. Dua bulan setelah itu tepatnya di Agustus ini Indonesia Negeri yang begitu kita cintai ini merayakan kemerdekaannya.

Indonesia merdeka dengan perjuangan dan pengorbanan para pahlawannya, ratusa juta jiwa berkorban untuk mengibarkan bendera merah putih tetap berkibar di tanah Indonesia yang merdeka. Bendera Pusaka yang berwarna merah dan putih itu adalah lambang dari darah dan kesucian tujuan para pahlawan kita.

Namun sayang Merah Putih sudah memudar, tidak ada lagi kebanggan bangsa ini mengibarkan bendera dua warna itu.  Di rumah-rumah sudah jarang dikibarkan lagi bendera itu, kalaupun ada yang mengibarkan nya pastinya merah putih itu sudah buram karena telalu lama sudah tidak dipakai.

Kenapa kita harus menunggu 17 agustus untuk mengibarkan bendera itu, bukankah itu adalah identitas negeri ini. harusnya kita bangga mengibarkan bendera itu, sebagaimana dulu para pahlawan kita bengitu bangganya mengibarkan Bendera dua warna itu.

Merah Putih pertama dijahit tangan oleh tanggan Ibu negara kita, ibu Fatmawati dengan semangat untuk melihat bendera itu bisa berkibar bebas di langit nusantara.

sekarang seharusnya kita kaum muda bisa menghargai Merah Putih, dia bukan sekedar kain yang berwarna merah dan putih. Dia adalah lambang negara ini, tanpa dia mungkin kita masih memberikan hormat kepada merah putih dan biru atau dengan si putih dan bulatan merahnya.

muda-mudahan tulisan ini mengingatkan kita kembali untuk mulai mengenang perjuangan pahlawan agar lebih menghargai perjuangan Pahlawan kita yang berkorban banyak demi masa depan negeri kita ini. [sosbud.kompasiana.com]