[ilustrasi:big-sugeng]
Oleh: alfikry.ilmi
: Dari Pariaman, Kairo sampai ke Gaza. Doa-doa bersahutan sepanjang usia. Merantai detik ini ke detik lain di masa lalu. Setiap ragu menjadi tugu. Menjadi penyaksi hidup yang tak cuma menyoal merek handphone baru, atau sinetron Korea dan boy band yang menari-nari di atas kepala dua ribu dua belas lebih anak-anak terlantar putus sekolah.
Kemanusiaan ditelan lapar yang kemarau. Umat yang kacau. Dada yang risau. Iman yang galau. Dan doa dan dzikir ngumpet di dalam saku baju koko, bersama amplop pengajian.
Agama menjadi ekslusif.
O, Ramadhan.
Membacamu dan geliat luar diri, aku lebih memilih tidur di bawah kaki Sutan Rasyid dan Siti Manggopoh.
Televisi mati!
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !