
BioShared-- Merupakan sebuah tantangan bagi individu maupun sebuah kelompok manusia untuk menghadapi problematika kehidupan yang semakin komleks, hal ini didasari oleh semakin kompleks pula kebutuhan-kebutuhan manuisa. Sehingga kebutuhan-kebutuhan tersebut jika tidak diatur dan disikapi secara dewasa maka akan menjadikan budaya konsutif. Indonesia sebagai negara yang besar ternyata tidak terelakan dari budaya konsutif tersebut. Dimana rasa menikmati lebih dominan dari pada discovery maupun inovasi sehingga kekreatifan itu mati.
Tantangan-tantangan kehidupan tersebut tentunya tidak bisa terlepas dari teknologi dan komunikasi lintas budaya, dimana teknologi adalah pemicu mobilitas perubahan yang menawarkan akan kemudahan-kemudahan dalam pemenuhan kebutuhan sedangkan informasi maupun komunikasi lintas budaya telah sedikit banyak mempengaruhi budaya bangsa sebagai jati diri. Alih-alih proses komunikasi lintas budaya tersebut akan menghasilkan asimilasi dan akulturasi budaya.
Asimilasi terjadi ketika proses masuknya budaya luar kedalam budaya lokal dan berbaur dalam kurun waktu tertentu sehingga dari proses interaksi dua kebudayaan tersebut melahirkan budaya baru dan kebudayaan lama ditinggalkan. Sedangkan akulturasi terjadi ketika dua kebudayaan bertemu mereka saling berbaur yang diiringi proses infiltrasi, serta dalam proses pertemuan kedua kebudayaan, akulturas tidak menghilangkan kebudayaan lama, ia tetap mempertahankan dan memasukkan budaya baru yang dirasa ada nilai baiknya.
Dalam hal ini ternyata bangsa indonesia yang mempunyai segudang budaya tidak terelakkan proses asimilasi dan akulturasi tersebut yang kadang bersifat membangun maupun sebaliknnya. Tentunya sebuah kebudayaan baru yang bersifat merusak akan mempengaruhi sebuah nilai, norma dan etika yang berlaku.
Nilai merupakan sebuah tolak ukur dalam kehidupan dimana nilai adalah segala sesuatu yang dipandang baik dan indah. Sebagai tujuan ataupun cita-cita yang bersifat mutlak dan tetap atau berlawanan dengan relativ (khoyali). Sedangkan nilai hasil dari pemahaman dan intepretasi manusia bersifat relative yang selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Dalam konteks kehidupan modern, nilai sebagai basis budaya ternyata mengalami sejarah yang panjang, indonesia dua puluh tahun yang lalu sangat berbeda dengan indonesia saat ini, universitas dua puluh tahun yang lalu sangat berbeda dengan universitas saat ini. Ya,semua tidak menafikkan hal itu dan sudah semestinya ada sebuah perubahan. Tetapi yang perlu digaris bawahi adalah sebuah perubahan diharapkan menjadi lebih baik (grafik keatas) bukan sebaliknya.
Kita ambil contoh kecil saja dalam ranah pendidikan khususnya dalam perguruan tinggi. Yaitu turunnya semangat mahasiswa dalam hal membaca dan menulis. Dekadensi ini mungkin bukan sesuatu yang tabu lagi dan itulah kenyataannya. Fenomena tersebut bukanlah hal sepele tetapi kegersangan dalam ranah keilmuan tersebut harus segera ditemukan formulasi-formulasi atau terobosan-terobosan baru sebagai langkah menuju solusi utama.
Sebab-sebab degradasi budaya membaca :
1. Pengaruh tegnologi dan komunikasi yang semakin canggih sehingga minat membaca cenderung berkurang dan mahasiswa lebih menyukai media-media visual.
2. Pengaruh lingkungan
3. Kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap pengtingnya budaya menulis
4. Terpengaruh faktor pergaulan dan globalisasi.
5. Kurangnya kepercayaan diri akan kemampuan menulis serta tidak adanya penghargaan terhadap mahasiswa yang berprestasi dalam hal kepenulisan.
Solusi terhadap problematika degradasi budaya menulis
Ketika sebuah masalah muncul atau imbul, maka segenap lembaga yang terkait haruslah menganalisa dan mengenali permasalahan tersebut serta melahirkan solusi alternatif apabila maslah tersebut tidak bisa diselesaikan dengan sempurna setidaknya masalah tersebut bisa diminimalisir.
Dibawah ini adalah beberapa solusi yang kami tawarkan terkait degdrasi budaya menulis :
1. Sosialisai tentang kepenulisan dan penekanan bahwa budaya menulis adalah penting.
2. Survei membuktikan bahwa kriteria orang sukses adalah orang yang suka menulis dan membaca, sehingga hal ini menjadi salah satu motifasi bagi mahasiswa.
3. Sering diadakan lomba karya tulis ilmiah seperti artikel, esai, karya tulis dan lain-lain.
4. Memberikan tugas wajib kepada mahasiswa untuk membuat makalah.
5. Menulis adalah sebagai media untuk menyampaikan aspirasi mahasiswa.
Bagaimanapun menulis merupakan suatu hal yang tak bisa dilepaskan dalam kehidupan mahasiswa. Menulis itu penting adanya. Oleh sebab itu mulailah menulis. Karena dengan menulis akan menjadikan sesuatu itu lebih berarti… (akbar pitopang, kompasiana)
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !