Menunggu Gairah Pariwisata Pessel - BioShared | News Portal
Headlines News :
Home » » Menunggu Gairah Pariwisata Pessel

Menunggu Gairah Pariwisata Pessel

Written By irfandani06 on Thursday, July 5, 2012 | 3:04 PM



 
Tak menunggu lama lagi, dua iven besar kepariwisataan akan digelar di Sumatera Barat dan Kabupaten Pesisir Selatan. Pertama adalah Tour de Singkarak (TdS) yang rencananya akan diikuti oleh sekitar dua puluh negara peserta dan 11 peserta kelas nasional.

Di iven yang sesungguhnya adalah perpaduan antara iven olahraga dan pariwisata ini, ratusan bahkan ribuan orang dari luar negeri akan datang ke Sumatera Barat. Mulai dari pembalap sampai kepada official serta supporter dan penikmat wisata sendiri. Belum lagi dihitung orang-orang dari dalam negeri yang tentu saja tak ingin ketinggalan memanfaatkan momen ini untuk mengisi liburannya.

Sejarah baru bagi Kabupaten Pesisir Selatan, dimana TdS 2012 menjadikan daerah ini sebagai salah satu titik finish. Pesisir Selatan menjadi titik finish etape VI dengan rute lintasan Pariaman-Padang-Painan sepanjang lebih kurang 130 kilometer.

Hebatnya disaat yang sama, daerah ini juga akan digelar perhelatan tahunan yang sudah sepuluh tahun menjadi agenda. Ia adalah Festival Langkisau (FL) dan tahun ini merupakan kali ke sepuluh helat akbar "Rang Pasisia" ini diadakan. Berbagai persiapan sudah dilakukan, mulai dari soal tekhnis hingga non tekhnis.

Barangkali cukup hebat jika suatu daerah sudah mampu mengagendakan satu iven yang dijadwal setiap tahunan seperti Festival Langkisau di Kabupaten Pesisir Selatan ini. Kita tahu di Sumatera Barat ada beberapa daerah yang memiliki agenda tahunan namun tidak sebesar FL, selain Padang Fair yang sudah lebih dulu berjalan. Agenda pariwisata seni budaya dan olahraga yang dikemas dalam kegiatan FL cukup variatif. Dengan adanya dua agenda sekaligus, tentu saja membutuhkan tenaga dan pemikiran ekstra. Meski dirasakan cukup berat, namun Pemkab Pesisir Selatan sudah bertekad mensukseskan TdS 2012 dan FL X.

Lepas dari itu, digelarnya berbagai iven kepariwisataan, seni dan budaya tentu saja bukan sekedar dimaksudkan sebagai pesta tahunan. Ada target yang ingin dicapai yang pada intinya akan berdampak positif kepada kemajuan pariwisata daerah. Helat tahunan itu hanyalah salah satu trik untuk menarik perhatian.

Menyimpulkan tujuan sesungguhnya dari apa yang ingin dicapai Pemkab Pesisir Selatan, tergambar ada misi peningkatan kunjungan dan menarik investasi. Dan ini bukan akhir, jika tetap mengacu kepada tujuan pembangunan daerah itu sendiri. Potensi yang dipandang memungkinkan bagi Pesisir Selatan untuk menggeliatkan pembangunan tanpa disadari telah bergeser dari sektor pertanian dan perikanan ke sektor pariwisata.

Apa pasal? Di sektor pertanian ada dilema kepemilikan lahan masyarakat yang hanya 0,3 hektar per jiwa. Apa yang bisa dihasilkan untuk menumbuhkan perekonomian masyarakat dari lahan seluas itu? Di sektor perikanan? potensi laut yang katanya cukup besar tak mampu diolah secara optimal karena keterbatasan sarana tangkap dan kelemahan dalam produksi perikanan.

Di saat yang sama, banyak pihak memandang potensi alam Pesisir Selatan cukup menjanjikan dijadikan objek pariwisata. Bahkan saat presiden SBY berkunjung ke daerah ini sekitar tahun 2009 lalu mengaku takjub dengan keindahan alami yang terpampang sepanjang perjalanan daratnya menuju Bandara.

Kendala paling mendasar sepertinya dihadapi saat ini dalam pengembangan pariwisata di Pesisir Selatan adalah soal dana dan investasi. Jika pengembangan pariwisata di "handle" langsung oleh pemerintah daerah, diakui oleh para pengambil kebijakan di daerah ini tidak sanggup mendanai karena anggaran terbatas. Pesisir Selatan sangat "keteter" membiayai aparaturnya sehingga hampir 70 persen APBD daerah ini habis untuk gaji pegawai. Dari pengusaha swasta dalam daerah? Sepertinya belum banyak gerakan untuk mengolah potensi pariwisata dengan berbagai sebab dan alasan.

Pesisir Selatan bukan daerah awam dalam pariwisata, sebetulnya. Sejak perencanaan pengembangan pariwisata nasional sekitar tahun 2004 lalu, daerah ini sudah masuk dalam salah satu daftar Rencana Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPPNAS) yaitu Kawasan Mandeh Resor (Mandeh Resort Zone) bersama Bunaken di Indonesia Timur. Tapi apakah RIPPNAS yang dirancang saat itu di Kementerian Pariwisata masih berlaku saat ini? Rasanya tidak! Sebab hingga saat ini belum terlihat adanya upaya pengembangan KMR lebih lanjut. Masa berlalu, kabinet berganti tinggallah KMR dengan berjuta harapan masyarakatnya. Dengung RIPPNAS pun pudar laksana awan ditiup angin!

Itu hanya kilas balik! Kita kembali ke kondisi kini! TdS 2012 setidaknya akan membawa ratusan orang dari belasan negara peserta dan puluhan lainnya (mungkin) dari pengunjung mancanegara ke Sumatera Barat selama beberapa hari. Satu hari diantaranya mereka akan berada di Pesisir Selatan. Apakah ada diantara pengunjung terutama bagi mereka yang memiliki dana, yang jatuh cinta kepada kecantikan Pesisir Selatan?

Banyak kalangan memberikan teori akan terjadi geliat ekonomi cukup besar ketika potensi pariwisata telah berhasil dikembangkan. Ini tak bisa dipungkiri karena majunya pariwisata akan memberikan efek cukup besar bagi peningkatan perekonomian. Disana akan terbuka lowongan kerja, peluang usaha dan jasa. Tentunya ini juga menjadi impian dan harapan masyarakat di Pesisir Selatan.

Penyelenggaraan FL X yang "tandem" dengan TdS 2012 mengundang semangat baru dan diharapkan dapat menarik masuknya investasi, memicu peningkatan kunjungan wisata dan menggeliatkan dunia kepariwisataan yang berdampak luas (multiply effect) terhadap sendi perekonomian. Namun iven seperti ini sebaiknya tidak dijadikan akhir dari perjuangan, tetapi hanyalah sebagai variasi dari berbagai upaya yang dilakukan. Jika kekuatan permodalan di dalam daerah, baik dari pemerintah daerah atau pengusaha lokal mumpuni, ada baiknya diberdayakan. Namun jika ini tidak memungkinkan, maka tak lain langkah berikutnya adalah menarik investasi luar. Apa yang harus dilakukan ketika ini menjadi langkah pilihan? Tentu saja pertama sekali adalam iklim investasi yang kondusif dari segi keamanan dan kenyamanan.

Itu saja dulu! Bila saja ini tercipta, sebetulnya untuk pengembangan objek tidaklah begitu membutuhkan biaya besar. Intinya regulasi harus memihak kepada kenyamanan investasi namun jangan sampai mengorbankan kepentingan masyarakat. Kemudian adanya keluhan calon investor terhadap minimnya sarana prasarana infrastruktur mestilah mendapat perhatian serius. Jalan-jalan mesti dibenahi, hingga kepada persoalan listrik pun harus dituntaskan.

Tanpa menyebutkan satu persatu, sebetulnya sudah banyak investor kepariwisataan yang masuk dalam daftar calon dan sudah menjejak langkah di titik-titik strategis di Pesisir Selatan. Mulai dari investor dalam negeri hingga mancanegara sudah pernah meretas jalan ke Pesisir Selatan. Namun hingga kini sepertinya masih undur surut untuk memulai. Ini menjadi satu session khusus hendaknya oleh pemerintah daerah, yaitu sesi lobi. Bagaimana meyakinkan dan memberi keyakinan! Meyakinkan tentang potensi dan memberikan keyakinan tentang kenyamanan investasi.

Akhirnya, kita semua berharap apapun upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah mendapat dukungan dari masyarakat. Karena pariwisata merupakan potensi terbesar Pesisir Selatan yang selama ini belum tergarap, sudah saatnya pemerintah daerah dan masyarakat dapat saling bersinergi dalam program guna memacu pengembangan pariwisata sehingga apa yang menjadi motto "Pariwisata Untuk kesejahteraan masyarakat" bukan lagi sekedar slogan kosong yang terpampang di pinggir jalan. Mari sambut FL X dan TdS 2012 dengan tekad " Pesisir Selatan Siap menjadi Daerah Pariwisata!". (padangmedia.com)
Share this article :

0 comments:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Daerah

Lihat Berita Lain»

Nasional

Lihat Berita Lain»

Internasional

Lihat Berita Lain»
1344888392706130377

Tips dan Trik

Lihat Berita Lain»
 
Address: Kotafajar Kec. Kluet Selatan I Kab. Aceh Selatan - INDONESIA | Mobile: +62085263220740
Copyright © 2012. BioShared | News Portal - All Rights Reserved