BioShared ; Padang - Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) Sumatera Barat, sejak awal Ramadhan 1433 H ini, mengimbau
masyarakat agar tetap waspada terhadap jajanan berbuka puasa. Lembaga
tersebut khawatir ada zat berbahaya yang bisa merugikan kesehatan warga
dalam menu pabukoan yang dijual bebas tersebut. Betapa tidak, kata Kasi Layanan
Informasi Konsumen BPOM Sumbar, Asrianto, berdasarkan temuan Ramadhan
lalu, masih ada sebanyak 20 persen pabukoan yang menggunakan zat
berbahaya. Seperti, pewarna pakaian, boraks dan rodamin, yang di
antaranya digunakan pada kolak delima, kolang-kaling, pical, kerupuk dan
makanan cair lainnya.
“Pilihlah makanan yang sesuai kebutuhan dan usahakan mengkonsumsi produk yang sudah berlabel. Namun, karena biasanya jajanan pabukoan jarang ada labelnya, maka diimbau untuk masyarakat agar memilih makanan atau minuman yang tidak mencolok warnanya,” ujar Asrianto kepada Singgalang, Jumat (20/7) di kantornya.
Menurutnya, jika makanan yang telah diramu dengan zat berbahaya ini terus dikonsumsi oleh masyarakat maka jangka panjangnya akan menyebabkan menumpuknya zat-zat tersebut di tubuh sehingga dapat memicu penyakit kanker.
“Hasil temuan BPOM pada tahun lalu cukup mengalami penurunan. Setiap ada kecurigaan terhadap suatu makanan, hal itu akan langsung kita lakukan uji labor. Untuk sidak tahun ini akan kita mulai seminggu setelah puasa berjalan,” katanya.
Dilanjutkan Asrianto, untuk pedagang pabukoan sendiri, pihaknya telah melakukan penyuluhan serta pengetahuan sebelum datangnya bulan Ramadhan. Walaupun begitu, BPOM tetap mengimbau agar pedagang tidak menambahkan bahan-bahan yang berbahaya pada makanan. Selain itu juga kebersihan (higienis) makanan dalam hal pembuatan serta penyajian, juga harus tetap diperhatikan pedagang.
“Kendalanya sekarang ada lah pedagang-pedagang pabukoan di sejumllah titik di Kota Padang, masih merupakan pedagang musiman. Ini jadi hal yang susah dalam pendataan. Maka dari itu, kita harapkan adanya kerjasama dengan dinas terkait,” katanya.[hariansinggalang.co.id]
“Pilihlah makanan yang sesuai kebutuhan dan usahakan mengkonsumsi produk yang sudah berlabel. Namun, karena biasanya jajanan pabukoan jarang ada labelnya, maka diimbau untuk masyarakat agar memilih makanan atau minuman yang tidak mencolok warnanya,” ujar Asrianto kepada Singgalang, Jumat (20/7) di kantornya.
Menurutnya, jika makanan yang telah diramu dengan zat berbahaya ini terus dikonsumsi oleh masyarakat maka jangka panjangnya akan menyebabkan menumpuknya zat-zat tersebut di tubuh sehingga dapat memicu penyakit kanker.
“Hasil temuan BPOM pada tahun lalu cukup mengalami penurunan. Setiap ada kecurigaan terhadap suatu makanan, hal itu akan langsung kita lakukan uji labor. Untuk sidak tahun ini akan kita mulai seminggu setelah puasa berjalan,” katanya.
Dilanjutkan Asrianto, untuk pedagang pabukoan sendiri, pihaknya telah melakukan penyuluhan serta pengetahuan sebelum datangnya bulan Ramadhan. Walaupun begitu, BPOM tetap mengimbau agar pedagang tidak menambahkan bahan-bahan yang berbahaya pada makanan. Selain itu juga kebersihan (higienis) makanan dalam hal pembuatan serta penyajian, juga harus tetap diperhatikan pedagang.
“Kendalanya sekarang ada lah pedagang-pedagang pabukoan di sejumllah titik di Kota Padang, masih merupakan pedagang musiman. Ini jadi hal yang susah dalam pendataan. Maka dari itu, kita harapkan adanya kerjasama dengan dinas terkait,” katanya.[hariansinggalang.co.id]
0 comments:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !